Bismillah...
Lama tak menulis di blog ini. Rindu untuk menuliskan sesuatu yang bermanfaat. Semoga setelah ini saya bisa istiqomah menuliskan setiap hal yang membawa manfaat bagi orang lain. Entah sebagai pengobat rindu atau pengingat diri. Hari ini, tepatnya selepas waktu sholat maghrib, adikku yang kedua iseng membuka google dengan menuliskan kata "Wartikno". Apa sih Wartikno? Wartikno merupakan sesuatu hal yang spesial bagi kami sekeluarga, karena ia menjadi perantara ayah kami mendapat nafkah bagi keluarga.
Wartikno adalah usaha ayahku di bidang warnet, percetakan dan pengetikan. Alhamdulillah sekitar tahun 2010-2017 kami sangat berjaya di waktu itu, sekarang pun alhamdulillah setidaknya masih bisa untuk makan sehari-hari dan uang saku untukku dan adik-adikku. Tak pernah menyangka bahwa wartikno memiliki kesan di hati bagi beberapa orang yaitu menjadi obat rindu bagi para perantauan. Entah untuk sekedar menyapa keluarga lewat facebook atau media sosial semacamnya yang bisa diakses melalui komputer.
Hari ini saya menemukan sesuatu hal yang membuat diri ini seharusnya bersyukur akan kehadiran ayah dan wartikno. Kutemukan satu blog pengagum wartikno dan ayahku, berikut ini linknya:
https://because-youniverse.blogspot.com/2013/03/dear-pak-wartikno.html?showComment=1561462085855#c7719585777952298730
Penulis blog itu adalah seorang mahasiswi ITS teknik fisika surabaya. Ketika saya, adik-adik, ibu dan terutama ayahku membaca artikel tersebut, rasanya sangat terharu dan bersyukur, sebab kami bisa sedikit bermanfaat bagi orang lain. Ingin sekali bertemu langsung kepada penulis blog tersebut walau hanya sekedar berterima kasih atas doa yang diberikan. Satu hal yang kusadari bahwa wartikno masih ada sampai saat ini atas ijin Allah dan doa dari orang-orang yang tidak kami kenal.
Sepucuk kalimat untuk mbak penulis blog tersebut," terima kasih atas doa yang mbak berikan kepada ayah saya dan wartikno, walau mbak pun tidak mengenal siapa ayah saya. Tapi karena tulisan yang mbak buat, membuat saya sadar bahwa saya harus lebih menghargai ayah dan ibu saya. Saya harus berusaha agar tidak membuat hati mereka kecewa dan sedih."
Lama tak menulis di blog ini. Rindu untuk menuliskan sesuatu yang bermanfaat. Semoga setelah ini saya bisa istiqomah menuliskan setiap hal yang membawa manfaat bagi orang lain. Entah sebagai pengobat rindu atau pengingat diri. Hari ini, tepatnya selepas waktu sholat maghrib, adikku yang kedua iseng membuka google dengan menuliskan kata "Wartikno". Apa sih Wartikno? Wartikno merupakan sesuatu hal yang spesial bagi kami sekeluarga, karena ia menjadi perantara ayah kami mendapat nafkah bagi keluarga.
Wartikno adalah usaha ayahku di bidang warnet, percetakan dan pengetikan. Alhamdulillah sekitar tahun 2010-2017 kami sangat berjaya di waktu itu, sekarang pun alhamdulillah setidaknya masih bisa untuk makan sehari-hari dan uang saku untukku dan adik-adikku. Tak pernah menyangka bahwa wartikno memiliki kesan di hati bagi beberapa orang yaitu menjadi obat rindu bagi para perantauan. Entah untuk sekedar menyapa keluarga lewat facebook atau media sosial semacamnya yang bisa diakses melalui komputer.
Hari ini saya menemukan sesuatu hal yang membuat diri ini seharusnya bersyukur akan kehadiran ayah dan wartikno. Kutemukan satu blog pengagum wartikno dan ayahku, berikut ini linknya:
https://because-youniverse.blogspot.com/2013/03/dear-pak-wartikno.html?showComment=1561462085855#c7719585777952298730
Penulis blog itu adalah seorang mahasiswi ITS teknik fisika surabaya. Ketika saya, adik-adik, ibu dan terutama ayahku membaca artikel tersebut, rasanya sangat terharu dan bersyukur, sebab kami bisa sedikit bermanfaat bagi orang lain. Ingin sekali bertemu langsung kepada penulis blog tersebut walau hanya sekedar berterima kasih atas doa yang diberikan. Satu hal yang kusadari bahwa wartikno masih ada sampai saat ini atas ijin Allah dan doa dari orang-orang yang tidak kami kenal.
Sepucuk kalimat untuk mbak penulis blog tersebut," terima kasih atas doa yang mbak berikan kepada ayah saya dan wartikno, walau mbak pun tidak mengenal siapa ayah saya. Tapi karena tulisan yang mbak buat, membuat saya sadar bahwa saya harus lebih menghargai ayah dan ibu saya. Saya harus berusaha agar tidak membuat hati mereka kecewa dan sedih."
Sampaikan rasa cintamu kepada ayah & ibumu selagi mereka ada. Jangan membuat hati mereka kecewa akan sikap dan perilaku kita. Ketika kamu adalah seorang anak perantauan, maka seringlah untuk menelfon mereka meski hanya sekedar bertanya kabar. Walaupun aku tahu bahwasannya kamu pun tidak kuat menahan air mata dibalik HP (HandPhone) yang kamu genggam.
Surabaya,
25 Juni 2019
Dezy Zahrotul Istiqomah Nurdin
Komentar
Posting Komentar